HUBUNGAN KARIES DENGAN KONSUMSI AIR HUJAN SEBAGAI AIR MINUM
IDENTIFIKASI MASALAH
Kekuatan terbesar untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat terletak pada tindakan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri sehubungan dengan kesehatanya yaitu perilaku sehat. Pendidikan kesehatan adalah salah satu intervensi perilaku agar perilaku masyarakat kondusif dalam pencapaian status kesehatan mereka secara optimal.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peningkatan sumber daya manusia serta kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara berkembang lainnya dibidang kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi.
Karies Gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitui email dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses terjadinya karies dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, kelompok umur 10-24 tahun lebih banyak menderita karies yakni 66,8-69,5%. Keadaan ini menunjukkan karies gigi banyak terjadi pada golongan usia produktif. Hal yang demikian dapat dilihat dari prevalensi rata-rata penduduk Indonesia bermasalah gigi dan mulut sebesar 23,4%. Prevalensi rata-rata karies yang diukur dengan indeks DMF-T sebesar 4,85 yang berarti rata-rata penduduk Indonesia telah mengalami kerusakan gigi sebanyak 5 gigi per orang. Berdasarkan data dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) kesehatan mulut masih sangat tinggi di Aceh, tercatat dari 4,5 juta penduduk provinsi ini sebanyak 67 persen diketahui menderita penyakit gigi berlubang. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya faktor konsumsi air hujan sebagai air minum dalam kehidupan sehari-hari.
IDENTIFIKASI PENYEBAB
Penduduk Sinabang provinsi Aceh mengalami permasalahan dalam penyediaan air bersih. Kondisi tanah yang berbukit-bukit, sedikit sumber air dan dikelilingi dengan laut menyebabkan kualitas air tanah maupun air permukaan sangat rendah. Oleh karena itu masyarakatnya saat ini memanfaatkan air hujan sebagai sumber utama air bersih. Warga Desa Pulau Siumat, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh sudah sejak lama memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih untuk masak dan minum. Hal ini disebabkan sulitnya warga setempat mendapatkan sumber mata air bersih terdekat di desa mereka. Selain itu fasilitas penyediaan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum dapat menjangkau daerah tersebut. Air hujan sebagai air bersih yang digunakan pada masyarakat tersebut di tampung dalam tandon-tandon air pada saat musim penghujan. Masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih alternatifnya yaitu menggunakan air sumur yang kualitasnya tidak layak untuk di konsumsi karena air sumur di daerah tersebut umumnya berwarna kuning hingga kecoklatan.
Di dalam Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 Ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, persyaratan kualitas ini tertuang didalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no. 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Parameter kualitas air minum/air bersih yang ditetapkan dalam Permenkes No. 416/1990 terdiri dari parameter fisik, parameter bakteriologi , parameter radioaktif dan parameter kimiawi. Beberapa parameter kimiawi diduga berpengaruh terhadap kesehatan gigi antara lain unsur fluorida, kalium, kalsium, dan keasaman (pH) air 5.
Fluorida (F), dalam jumlah kecil dibutuhkan sebagai pencegahan terhadap penyakit karies gigi yang paling efektif tanpa merusak kesehatan. Adanya fluor dalam air minum akan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan fluor yang diterima oleh manusia tersebut dan kesehatan giginya. Pada jenis air minum lain seperti air hujan kandungan fluornya rendah. Rendahnya kandungan fluor dalam air juga dapat menyebabkan karies gigi sehingga perlu fluoridasi. Konsentrasi >1,5 mg/L air dapat menyebabkan ‘Fluorosis’ pada gigi, yaitu terbentuknya noda-noda coklat yang tidak mudah hilang pada gigi.
Menurut Suparno PH yang terdapat pada air hujan bersih adalah sekitar 5,6. Hal ini berdampak negative untuk kesehatan gigi dan mulut karena dapat menyebabkan demineralisasi email gigi dan menyebabkan terjadinya pembentukan lubang gigi (kavitasi). Berdasarkan survey Litbankes, presentase angka kesakitan gigi menduduki peringkat ke-6 terbanyak Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2009, di Indonesia prevalansi karies gigi tetap diperkirakan 60-80% dari jumlah penduduk Indonesia.
Prevalensi karies yang tinggi ini erat hubungannya dengan kondisi email gigi. Email gigi yang mengandung fluor yang cukup akan menyebabkan gigi lebih tahan terhadap karies, karena tidak mudah larut oleh asam. Fluor termasuk golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan email gigi. Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat. Setiap daerah mempunyai kadar fluor yang relatif berbeda-beda, dipengaruhi oleh musim, karakeristik geologi, kimia dan fisik akuifer, porositas tanah dan kegiatan unsur kimia lain. Pada umumnya daerah pegunungan mempunyai kadar lebih rendah dibandingkan daerah pesisir pantai karena di daerah pesisir, kandungan mineral dari laut akan meresap ke sumber air tanah di daerah pesisir pantai. Tinggi rendahnya kadar fluor suatu daerah dapat dilihat dari kandungan fluor dalam air tanahnya.
Flour adalah salah satunya Zat kimia yang terdapat didalam air. Konsentrasi fluorida dalam air berhubungan erat dengan jenis sumber air, konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7-1,2 ppm. Kandungan fluoride sebesar 0,5-1,0 mg/l sangat bermanfaat untuk mencegah timbulnya karies gigi. Tingginya kadar fluor dalam air dapat membahayakan kesehatan gigi jika tidak dilakukan pengolahan. Sebaliknya pada jenis sumber air minum lain seperti air hujan kandungan fluornya rendah dibawah syarat. Rendahnya kandungan fluor dalam air juga dapat menyebabkan karies gigi sehingga perlu fluoridasi.
ALTERNATIF PEMECAH MASALAH
Ada beberapa alternative pemecahan masalah, yaitu diantaranya :
1. Pembelian/pengadaan air bersih (bukan air hujan) dari kecamatan lain
2. Penyulingan air sumur agar menjadi lebih bersih dan jernih
3. Pembagian Flour ke rumah tangga
4. Pengolesan Flour (Topical Aplikasi)
Namun dalam seluruh alternative pemecahan masalah tersebut, tidak semuanya dapat dilakukan. Seperti pada poin 1, pada Desa tersebut mata pencaharian warga pada umumnya Petani. Tidak semua warga dapat membeli air karena mengingat dana yang harus dikeluarkan relatife banyak. Sedangkan pada poin ke 2, jika dilakukan penyulingan air juga membutuhkan dana yang banyak, debit air sumur relatife sedikit, dan banyak warga yang tidak memiliki sumur. Pada poin ke 3, dilakukan pembagian Flour kerumah tangga melalui pemberdayaan Kader UKGM. Petugas dari pelayanan kesehatan beserta kader dan perangkat desa melalui FGD(Focus Group Discussion). Pada kegiatan tersebut didapatkan Win solution untuk mengurangi angka caries diwilayah tersebut dengan cara pembagian Flour, lalu disosialisasikan ke seluruh masyarakat. Sedangkan pada poin ke 4 kegiatan tidak dapat dilakukan. Mengingat biaya operasioanl yang besar/mahal dan tidak bisa digunakan untuk semua umur.
PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
Flouridasi dengan cara pembagian Flour door to door dengan dosis yang sudah ditentukan. Kegiatan ini dilakukan oleh Kader UKGM yang telah dilatih oleh petugas kesehatan.
RENCANA PROMOSI KESEHATAN
Sosisalisasi dan pembagian Flour dengan pantauan dari petugas Puskesmas dan Kader UKGM.
INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Terpenuhinya kadar flour pada air minum
2. Mengurangi angka caries
3. Meningkatkan status kesehatan gigi dimasyarakat
4. Meningkatkan status ekonomi dimasyarakat.